Jom Solat Jemaah

Jumaat, Januari 18, 2013

MISWAK VS BERUS GIGI

Kayu Siwak Vs Berus Gigi
Dicopy dari gotabligh.com


Sumber: http://fikirdanrisau.blogspot.cm/ (Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia)



Baru-baru ini saya telah membaca majalah SOLUSI volume 2 yang mengritik hebat kayu siwak dan minyak zaitun yang ditulis oleh saudara kita se-Islam. Dalam penulisannya saudara tersebut menjelaskan bahwa kalau hendak mengamalkan sunnah perlu mengikuti zaman. Tergerak hati saya untuk membahas isu ini. Walau bagaimanapun, disini saya bukan untuk membuat fatwa atau hukum, tetapi lebih didasarkan kepada opini dan kajian-kajian yang telah ada. Segala kritik dan saran yang baik mengenai posting ini sangat penting bagi saya.
Sebelum itu, saya sajikan kelebihan bersiwak sebagaimana yang terdapat dalam banyak hadits.

Fadhilah Miswak (Kayu Siwak):
“Menggunakan miswak menjadikan satu asbab kemudahan dalam sakaratul maut. Selalu menggunakannya akan memudahkan roh keluar dari jasad apabila waktu yang ditetapkan itu tiba.” (Syarhus-Sudur)
‘Aisyah r.ha. berkata bahwa: “Miswak (penggunaan secara tetap) dapat menyembuhkan penyakit kecuali mati.” (Dilaporkan oleh Dailami di dalam Firdaus)
“Empat perkara yang menambahkan kecerdasan yaitu meninggalkan percakapan sia-sia, menggunakan miswak, duduk di dalam majlis orang-orang soleh, dan duduk di dalam majlis para ulama”. (Thibbi Nabawi)

Allamah Ibn Dariq rah.a berkata, “Kebaikan yang terkandung di dalam penggunaan miswak selepas bangun dari tidur ialah ketika tidur uap busuk naik dari perut ke arah mulut. Hal ini mengakibatkan bau busuk di dalam mulut dan juga berubahnya indera perasa atau kecapan. Penggunaan miswak akan menghilangkan bau busuk tersebut dan memperbaiki perubahan yang terjadi pada indera perasa tersebut.”
Ali r.a. berkata bahawa: “Miswak mempertajamkan ingatan.”
Subhanallah, Maha suci Allah… sungguh indah dan sempurna agama yang diturunkan-Nya, sungguh mulia hukum-hukum yang disyariatkan-Nya, karena tak ada satupun dari apa-apa yang diturunkan-Nya dan apa-apa yang diciptakan-Nya kecuali pasti ada manfaat dan hikmahnya. Kesempurnaan Islam ini benar-benar tiada bandingannya dibandingkan agama-agama lainnya. Diantara kesempurnaan Islam adalah syariat bagi ummatnya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, seperti kewajiban istinja’ setelah buang air, mandi janabat setelah junub, bahkan banyak sekali hikmah-hikmah syariat yang tersingkap dalam ajaran Islam yang telah dibuktikan oleh sains modern, seperti khasiat madu, habbatus sauda’ (jinten hitam), minyak zaitun hingga ‘si kayu ajaib’ siwak yang bermanfaat bagi kesihatan gigi dan gusi. 

Setelah kedatangan Islam, Rasulullah SAW. menetapkan penggunaan siwak sebagai sunnah beliau yang sangat dianjurkan, bahkan beliau bersabda :
“Seandainya tidak memberatkan ummatku, maka aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudhu” (Muttafaq ‘alaihi). Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW. adalah orang pertama yang mendidik manusia dalam memelihara kesehatan gigi. …
Secara logika, kayu siwak lebih mudah dibawa kemana-mana dibandingkan sikat gigi. Hanya diletakkan dalam saku dan tidak memerlukan pasta gigi. Malah beberapa zat vitamin yang Allah SWT. beri terdapat pada kayu siwak. Kita digalakkan untuk bersikat gigi setiap kali hendak sholat, tetapi apakah kita sanggup bawa sikat gigi dan pasta gigi dalam saku kita kemana sahja kita pergi? Memang tidak pernah saya lihat seseorang berbuat semacam itu, tetapi sangat mudah jika bawa kayu siwak yang memang banyak kelebihannya.
Malah jika kita perhatikan zaman sekarang, pasta gigi kadang-kadang yang tidak jelas kehalalannya mempunyai banyak bahan kimia yang berbahaya. Memang cukup pelik bagi kita untuk meneliti sumber yang haram yang terkandung dalam pasta gigi. Tidak dinafikan juga terdapat pasta gigi yang halal seperti keluaran perusahaan tertentu atau yang bersertifikat halal dari MUI. Namun jika kita menggunakan kayu siwak dijamin halal 100% karena sumbernya murni dari tumbuhan yang diciptakan oleh Allah SWT. Berdasarkan pengalaman penulis yang selalu menggunakan kayu siwak, apabila kita hendak sholat, lidah kita akan menjadi ringan dan lembut untuk melafadzkan bacaan ayat al-Quran dan dzikir. Subhanallah. Sangat nikmat rasanya jika dibandingkan setelah menggunakan pasta gigi dan sikat gigi.
Kepada yang hendak menggunakan kayu siwak tetapi malu atau tidak tahu menggunakannya maka disarankan kita keluar jalan Allah SWT. InsyaAllah akan diberikan kekuatan untuk mengatasi perasaan malu untuk melakukan kebaikan dan amal sunnah. InsyaAllah kita semua sedia! (Tasykil…)
Tahukah anda bahwa bersiwak itu penting dalam Islam?

Ibn Umar r.a. berkata: Rasulullah SAW. bersabda, “Jadikan bersiwak itu satu amalan, karena yang demikian (bersiwak) itu menyehatkan mulut dan merupakan sesuatu yang disukai Yang Maha Pencipta” ( Hadis Riwayat Al-Bukhari ).
Daripada Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW. bersabda: “Kalau tidak menyusahkan umatku niscaya aku menyuruh mereka bersiwak setiap kali hendak menunaikan sholat” (Hadis Riwayat Al-Bukhari).

Proses pencemaran proton pada gigi
Gigi yang tercemar menjadikan ia mudah menarik logam berat dan bahan berasam untuk melekat kepadanya. Bahan ini akan melekat pada dinding gigi dan membentuk plak (plaque). Plak akan menebal dan menjadi keras. Plak ini tidak bisa dibersihkan secara fisik seperti mencongkel, menggosok gigi dengan sikat gigi dengan pasta gigi dan sebagainya.


Proses Gigi Mendapat Elektron

Gigi yang menerima elektron akan mempunyai getaran asal yang tidak menerima benda asing melekat kepadanya. Ia juga berusaha untuk mengawal aktivitas biotik dan terhindar dari terjangkit kuman. Oleh karena itu, gigi yang disosok dengan kayu siwak (kayu sugi /malaysia) mempunyai kemampuan untuk menanggalkan plak lebih baik daripada menyungkil atau menyikat. Walaupun anda hanya menggosok beberapa gigi saja, elektron akan tersebar ke gigi lain yang bersebelahan apabila gigi tersebut bersentuhan atau rapat.
Plak dibagian belakang gigi juga akan tertanggal walaupun tidak dicapai oleh kayu siwak. Dengan hanya menggosok dibagian depan gigi, bagian belakangnya juga turut mendapat elektron yang membantu menanggalkan plak dengan sendiri, insyaAllah.

Oleh karena itu, menggosok tidak perlu mencapai keseluruh permukaan gigi termasuk gigi belakang dan geraham belakang. Kecuali jika terdapat renggangan gigi, maka gigi yang renggang tersebut perlu digosok karena elektron tidak mengalir dengan sempurna dari gigi depan.

Berus Gigi Linen atau Plastik

Terdapat berbagai jenis sikat atau pembersih gigi di pasaran. Begitu juga dengan pasta gigi. Mereka membuat berbagai teknik dan rekayasa. Diantara teknik yang digunakan ialah seperti mesin getar, mesin yang memutar sikat, pengurut gusi dari getah, pembersih lidah dan sebagainya. Berdasarkan kajian saintifik, menyikat dengan berbagai cara menggunakan sikat linen atau plastik walaupun sikat tersebut dibuat dengan berbagai bentuk yang canggih, sebenarnya tidak akan membantu membersihkan menanggalkan plak dengan sempurna.
Sikat yang dibuat dari linen atau plastik amat mudah memerangkap bakteri. Itulah sebabnya persatuan dokter gigi menyarankan agar sikat gigi diganti setiap DUA bulan sekali! Mungkin anda lihat sikat gigi tersebut masih baru dan belum rusak atau sikatnya masih keras, tetapi ia sudah membahayakan kesehatan gigi.
Kerisauan yang berdasar..

Di pasaran dunia dan Malaysia khususnya (termasuk Indonesia) terjadi lonjakan barangan keperluan yang dibuat dari sumber yang haram dan beracun. Berdasarkan pada Panduan Halal Haram yang di keluarkan oleh Consumer Association of Penang (2006),
“Lazimnya sikat yang dibuat dari bulu babi dilabelkan sebagai ‘Pure Bristle’. Selain sikat lukisan, sikat cat, sikat penggosok sajadah dan songkok, sikat gigi dan sikat cukur dikhawatirkan mengandung bahan haram ini.”



Disaat umat Islam dilanda kebimbangan mengenai status barang halal, khususnya keperluan dalam menjaga kesehatan mulut, Nabi SAW. telah memberikan satu solusi yang terbaik sejak 600M yang lalu. Pada zaman nabi telah terdapat berbagai jenis alat pembersih mulut seperti powder, tetapi siwak tetap menjadi pilihan Baginda SAW.
Tepuk dada, tanya iman. Fikir-fikirkan dan risau-risaukan. Selamat beramal.

sumber>>blog syukri,keningau ,sabah


Perkongsian dlm blog ini adalah bersumberkan dari pengalaman hidup sendiri dan ada juga yang di copy paste dari laman sesawang milik kekawan:) jadi utk copy paste dari blog saya boleh ,cuma masukkan link skali ye utk memudahkan proses rujukan inshaAllah. semoga ilmu yang dikongsi memberi manfaat utk kite smua inshaAllah

Khamis, Januari 17, 2013

DEPAN MATA PUN TAK NAMPAK...


Lepas tangguh nisab 40hari keluar kat Singapore...ikram bawa keluarga pegi cuti-cuti Malaysia kat Ranau-Kundasang...daripada cuaca 'panas kesuam-suaman' (hehehe) kepada cuaca yang sejuk ...dari dataran rendah Keningau ke tanah tinggi kaki Gunung Kinabalu...Masya-Allah...hebatnya Allah...sepatutnya semakin tinggi semakin panas la sebab semakin dekat dengan matahari kan...tapi tak pula,tanda Allah nak tunjuk kehebatan-Nya bagi mereka yang mahu berfikir..

Kami pun nak tengok Gunung Kinabalu la 'kunun' ...tapi hampeh...sebab kabus tebal...selama 2 hari kat sana tak nampak2 'batang hidung' Gunung tu...Subhanallah...gunung yang begitu besar pun DEPAN MATA TAK NAMPAK...


cuba FIKIR sejenak...kalau hati yang dah 'berkabus tebal' akibat banyak dosa dan maksiat...KEBESARAN ALLAH pun tak nampak...bila tak nampak, maka semakin jaaauuuuuuhhhhh dengan Allah...wallahu alam...

blog>>syukri,keningau.sabah
Perkongsian dlm blog ini adalah bersumberkan dari pengalaman hidup sendiri dan ada juga yang di copy paste dari laman sesawang milik kekawan:) jadi utk copy paste dari blog saya boleh ,cuma masukkan link skali ye utk memudahkan proses rujukan inshaAllah. semoga ilmu yang dikongsi memberi manfaat utk kite smua inshaAllah

Mengenali Allah SWT yang menguji kita


http://gentarasa.files.wordpress.com/2010/03/da.jpg?w=301&h=434
Semalam (25 September 2012) , ketika berada di ruang udara IKIM.fm dalam slot Mukmin Profesional, seorang pemanggil bertanya saya akan ujian yang menimpanya. Dirasakannya ujian yang dihadapinya terlalu banyak, bertubi-tubi datang, lepas satu, satu. Suaranya membayangkan kesedihan. Saya turut merasainya kerana itu juga menjadi suara hati sesiapa yang diuji. Hakikatnya, saya yang ditanya tidaklah lebih baik daripadanya. Dia lebih baik… kerana sudi dan berani berterus-terang. Kebanyakkan kita hanya memendamkan rasa hati…
Apabila diuji dengan kesakitan, perpisahan, kegagalan, kemiskinan… terdetiklah rasa, “apakah Tuhan sayangkan aku? Kenapa aku diuji sebegini berat sekali? ” Subhanallah, saya terasa ingin menjawab rasa hati ini dengan sebuah tulisan yang panjang. Terasa benar-benar terpanggil. Tetapi kerana banyak cabaran dan hambatan, saya mulakan dengan tulisan yang secebis ini… Saya punya rasa malu, bimbang, dan tidak puas jika bersandar kepada akal dan susunan ayat untuk membujuk hati… namun, marilah sandarkan segala harapan dan kekuatan kepada Allah. Yang secebis ini jika diberkati lebih baik daripada selaut yang tidak diredhai. Terimalah tuisan ini sekadarnya
KENALI TUHAN YANG MENGUJI MU!
Apabila ujian kesakitan, perpisahan, kegagalan, kemiskinan datang bertimpa-timpa,  terdetik juga kata di dalam hati, “apakah Tuhan masih sayangkan aku? Kenapa aku diuji seberat dan sekerap begini? ” Subhanallah, tanpa disedari seolah-olah kita sudah mempersoalkan kuasa Tuhan, padahal kita hanyalah hambaNya. Hamba tidak berhak menyoal, sebaliknya akan disoal. Namun, itulah kelemahan manusia. Kita sering alpa dan terlupa.
Paling malang, manusia kerap terlupa bahawa dirinya hamba. Terutamanya ketika diuji. Sebab itu Allah mengajar kita agar mengucapkan kalimah ‘istirja’ setiap kali diuji… Innalillah wa inna ilahihi rajiun, yang ertinya, “kami ini milik Allah, kepadaNya kami akan dikembalikan.” Ya, inilah kalimah yang mengingatkan bahawa kita ini milik Tuhan, Tuhan layak menguji kita dan kita layak diuji. Jangan sekali-kali menolak apalagi ‘mengamuk’ apabila diuji. Kita hanya hamba…
Namun untuk meringankan kepedihan ujian yang menimpa, hendak kita mengenal Allah yang memberi ujian itu. Kenallah sifat ilmu, kasih-sayang dan belas ihsan Allah yang Maha hebat. Sebagai hamba ilmu kita terbatas, ilmu Allah yang Maha Luas. Kasih sayang kita cuma seraut, kasih sayang Allah selaut. Orang yang mengenal Allah, akan mencintaiNya. Bila sudah cinta, kuranglah derita diuji. Bukankah cinta itu buta?
Orang yang mengenal kasih-sayang Allah punya keyakinan  bahawa keputusan (takdir) Allah itu akan memberikan yang terbaik. Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, tidak akan memberi sesuatu yang buruk untuk hamba-Nya. Justeru, hamba yang baik tidak akan berburuk sangka terhadap Allah dengan merasakan apa yang ditakdirkanNya (ujian) itu ialah sesuatu yang tidak baik.
Yakinlah bahawa semua ketentuan Allah itu adalah baik. Ujian itu pasti ada kemuslihatan yang tersembunyi untuk setiap kita. Pilihan Allah untuk kita adalah yang terbaik, cuma kita tidak atau belum mengetahuinya. Bila berlaku nanti, barulah kita tersedar, ya Allah mujur Kau takdirkan begitu. Kata arifbillah (orang yang mengenal Allah), “sekiranya kita merasakan kasih sayang Allah itu terpisah apabila DIA menguji kita, itu petanda tumpulnya akal, butanya mata hati.”
Diantara hikmah ujian, seseorang akan dapat menambah tumpuan dan tujuannya untuk menjadi hamba Allah. Yang mana selama ini, jalan itu disekat oleh hawa nafsu.  Sebab ujian bertentangan dengan kehendak, keinginan nafsu dan syahwat manusia. Nafsu yang buas dan liar untuk melakukan maksiat itu tidak suka pada sakit, rugi, miskin dan lail-lain. Lalu apabila diuji,  nafsu itulah yang terdesak, tidak senang dan ingin segera terlepas daripada ujian itu.
Jadi, apabila nafsu terdesak, hati akan dan akal terbuka. Inilah jalan kebaikan, kerana ajakan untuk melakukan kejahatan akan turut tertahan, kerana nafsu itu sangat mengajak pada kejahatan. Ujian itu sesugguhnya akan melemahkankan nafsu, menghilangkan kekuatannya serta batalkan kudratnya. Bila nafsu lemah, manusia tidak akan jatuh ke lembah dosa – mengejar keseronokan dunia sehingga melupakan batasan syariat.
Ujian juga menimbulkan rasa taat kepada Allah. Hati tidak dapat tidak mesti bersabar. Hati akan terdidik untuk redha dan tawakal, kerana Qada dan Qadar-Nya mesti berlaku. Manusia akan lebih dekat dengan agama, kepentingan akhirat, cinta kepada Allah. Hikmah ini walaupun sebesar zarah tetapi apabila melekat di hati kebaikannya lebih tinggi dari amal lahiriah walaupun sebesar gunung. Inilah kebaikan di sebalik kepahitan ujian. Justeru, Allah berfirman:
“…Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu sedangkan sesuatu itu merosakkan kamu. Dan Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak tahu.” (Surah Al Baqarah : 216).
Dengan ujian juga, Allah ‘membersihkan’ kotoran hati manusia. Ujian itu menghapuskan dosa dan kesalahan terhadap Allah seperti bahan pencuci membersihkan kain yang kotor. Nabi Isa pernah berkata, “belum dikatakan seorang itu kenal Allah, sebelum dia bergembira dengan musibah dan penyakit ke atas dirinya, kerana berharap supaya dihapuskan kesalahannya.”
Bila kita benci dengan ujian, ertinya belum kenal Allah dan (kerana) tidak faham itulah cara (kaedah) Allah mengampunkan dan membersihkan dosa-dosa kita. Ya, seolah-olah orang yang yang benci diuji itu tidak suka dibersihkan daripada dosa-dosa atau apakah dia merasa tidak berdosa?  Sebaliknya, apabila kita gembira (menerima dengan baik) ujian itu, kerana yakin bahawa yang datangkan ujian itu juga daripada Allah. Kita bukan sahaja berikhtiar (berusaha) untuk menghilangnya tetapi juga berusaha untuk mendapatkan hikmahnya.
Rasulullah SAW bersabda, “barang siapa yang dikehendaki Allah pada orang itu kebaikan, maka Allah akan cuba dengan ujian-Nya.” Jadi, bila diuji, terimalah dengan baik dengan mencari hikmah-hikmahnya kerana tidak ada takdir Allah yang tidak ada hikmahnya. Orang soleh bila diuji, hikmah-hikmah ujian akan mendekatkan mereka kepada Allah.Tapi bagi anti diuji,  tidak akan dapat melihat hikmah kerana akal dan hatinya melihat sesuatu hanya selari dengan hawa nafsunya sahaja.
Ingatan para hamba kepada Allah akan bertambah dengan ujian-Nya. Itu petanda Allah pilih dia untuk diuji. Dan bila diuji, bertambah pulalah ingatan hamba Allah kepada Allah. (Oh… Allah ingat lagi padaku). Oleh itu, tiada jalan keluar melainkan lakukanlah tiga langkah ini apabila kita diuji:
I) Kuatkan iman, pupuk kesabaran, mantapkan keyakinan menghadapi ujian itu dengan segera mendekatkan diri kepada Allah. Apabila Rasulullah SAW ditimpa masalah, baginda akan terus bangun mendirikan solat dua rakaat. Baginda tidak melihat masalah yang besar tetapi cepat-cepat merujuk kepada Pemberinya – Allah Maha Besar. Masalah kita mungkin besar tetapi Allah yang memberinya jauh lebih besar. Justeru, segeralah ‘mencari’ Allah sebelum mencari yang lain-lain apabila ditimpa ujian.
II) Cuba serapkan rasa di dalam hati Kehendak (pilihan) Allah mengandungi hikmah yang baik jika diterima penuh keinsafan dan kesabaran. Yang penting apa yang berlaku ‘di dalam hati’ kita, bukan apa yang berlaku diluar diri kita. Allah berikan yang pahit, jadikan ubat. Allah berikan yang pedih, anggaplah itu pembedahan jiwa untuk mengeluarkan penyakit-penyakit hati kita. Ya, jika limau yang kita dapat masam… buatlah air limau, kata orang yang bijaksana.
III) Berbaik sangka dengan Allah dengan cara menyedari (mencari) hikmah. Inilah hakikat hidup yang dipilih Allah untuk kita. Bila baik sangka kepada Allah, maka kita akan bertambah hampir kepada-Nya. Apabila hampir kepadanya… insyaAllah semuanya akan baik-baik belaka. Bukankah DIA Tuhan yang Maha Baik?
Ya, Allah timpakan ujian yang besar, untuk ‘membesarkan’ kita. Ingat itu. Justeru, ahli yang bijaksana sering berkata…Pemimpin yang besar itu dikenali melalui ujian yang dihadapinya. Semakin besar tahap kepimpinannya, maka semakin besarlah ujian yang Tuhan sediakan untuk ‘membesarkan’ lagi pengaruh kepimpinannya.
Dan setiap kita adalah pemimpin… sekurang-kurang pemimpin buat diri sendiri. Jadi, kita pasti diuji! Justeru apabila diuji jangan katakan, “apakah aku tersisih?” Sebaliknya, katakan, “aku sudah terpilih!”


Perkongsian dlm blog ini adalah bersumberkan dari pengalaman hidup sendiri dan ada juga yang di copy paste dari laman sesawang milik kekawan:) jadi utk copy paste dari blog saya boleh ,cuma masukkan link skali ye utk memudahkan proses rujukan inshaAllah. semoga ilmu yang dikongsi memberi manfaat utk kite smua inshaAllah